BAACA.ID,-Neuro-Linguistic Programming atau disingkat NLP adalah manual penggunaan otak manusia agar bekerja untuk kebaikan dan kebahagiaan pemiliknya. Karena kebanyakan manusia memiliki otak yang tidak bekerja untuk kebaikan dan kebahagiaan pemiliknya. Punya otak, tapi selalu merasa tak bahagia; punya otak tapi merasa loyo; punya otak tapi merasa kekurangan ide; punya otak tapi otaknya tidak bekerja sebagaimana mestinya agar pemilik otak berada dalam suatu kondisi puncak dan meraih tujuan dan kebahagiaan.
Itulah sebabnya, NLP adalah manual penggunaan otak agar bekerja dengan cara yang benar dan tepat. Aspek inti NLP dibangun atas 4 pilar. Pertama, Outcome. Apa yang Anda inginkan?
Pertanyaan ini sangat sederhana, namun paling sering diabaikan. Bahkan, banyak orang menjalani hidup tanpa mempunyai arah yang jelas. Mengetahui apa yang kita inginkan adalah cara dalam mencapai tujuan. Karena mengetahui tujuan (outcome/hasil), kita akan fokus dalam mengarahkan sumber daya yang kita miliki.
Kedua, Sensory Acuity. Acuity diartikan sebagai kapasitas untuk mengamati atau mendeteksi sesuatu dengan sangat terperinci. Sensory adalah alat-alat indera. Jadi hal ini terkait dengan penggunaan panca indera untuk sadar akan akan hal-hal yang terjadi di sekitar kita. Kita bisa menyadari segala hal dengan cara melihat, mendengarkan, atau merasakan. Sensory Acuity bisa memberi kita informasi bahwa apapun yang kita lakukan, akan memberi kepada apa yang kita inginkan, yakni semakin mendekatkan kta pada outcome.
Baca Juga: MULAILAH HARI BARU
Misalnya, cara kita dalam memberikan perhatian (menyadari berbagai hal) kepada reaksi prospek, akan menentukan apakah kita berhasil menawarkan suatu produk ataukah tidak.
Cara kita dalam menyadari berbagai peristiwa kehidupan, akan membuat kita meraih kebahagiaan ataukah tidak.
Ketiga, Behavioural Flexibility. pilar pertama dan kedua adalah tahap pertama dari “lingkaran umpan-balik”. Saat mengawali sesuatu dengan mengetahui sejelas-jelasnya outcome, lalu kita menggunakan sensory acuity untuk mengamati apa yang sedang terjadi. Maka umpan-balik yang kita peroleh akan mengarahkan kita untuk membuat penyesuaian-penyesuaian perilaku jika memang diperlukan. Inilah yang disebut dengan kelenturan perilaku (behavioural flexibility). Thomas Alva Edison merupakan contoh terbaik dalam hal kelenturan perilaku. Ketika ia mencoba percobaan pertama dalam membuat bola lampu, ia mendapatkan umpan-balik (berupa ketidakberhasilan). Umpan-balik itu membuat ia fleksibel dalam bertindak, yaitu dengan mencoba cara baru (bukan dengan terpaku diam dan berasumsi bahwa telah gagal).
Baca Juga: Manfaat Sertifikasi Profesi BNSP dalam Memperoleh Pekerjaan dan Karir yang Lebih Baik
Sakit hati yang dialami sebenarnya merupakan umpan-balik atas peristiwa yang terjadi. Dengan behavioural flexibility, kita akan memilih untuk memaafkan dan melupakan, dan tetap melangkah di kehidupan. Ini penting agar outcome (bahagia) tetap kita rasakan. Namun, bagi yang kurang behavioural flexibility-nya, akan terpaku dan merasa semakin sakit, bahkan berujung dendam.
Keempat, Rapport. Melalui outcome, sensory acuity, dan behavioural flexibility, kita bisa meraih banyak dari segala yang kita inginkan (jika tidak ada orang lain yang terlibat). Karena kita senantiasa berhubungan dengan orang lain, dan dengannya melibatkan orang lain, maka kita membutuhkan kerjasama. Agar bjsa tercipta kerjasama, dibutuhkan hubungan berdasarkan saling percaya dan pengertian. Dan untuk membentuk dan memelihara hubungan demikian, kita membutuhkan rapport.
Rapport adalah kondisi seperti lem sehingga bisa merekatkan seseorang dengan orang lain. Umumnya, suasana rapport bisa terjadi secara natural, otomatis, dan naluriah, karena setiap manusia membutuhkan hal itu. Ada yang tampak “merasa cocok”, namun ada juga yang tidak cocok tanpa alasan yang jelas.
Baca Juga: Industri Kosmetika Makin Glowing, UPER dan Mustika Ratu Kembangkan Sains Kosmetik
NLP memandang rapport sebagai skill yang bisa dikembangkan dan ditingkatkan.
Semoga 4 pilar NLP ini bermanfaat bagi kita semua. Sukses dan bahagia selalu!
Artikel Terkait
Industri Kosmetika Makin Glowing, UPER dan Mustika Ratu Kembangkan Sains Kosmetik
SMSI Menolak Pasal Yang Memberatkan Perusahaan Pers Start Up
Meningkatkan Kualitas Layanan dengan Sertifikasi Profesi
Manfaat Sertifikasi Profesi BNSP dalam Memperoleh Pekerjaan dan Karir yang Lebih Baik
MULAILAH HARI BARU