BAACA.ID,-Sisi Pertama:
Untuk apa atur-atur saya? Saya mau lakukan apapun, ya terserah saya. Saya mau ikuti aturan atau tidak, semuanya terserah saya. Saya tidak peduli, karena yang penting saya senang.
Selain itu ini tubuh saya, ini uang saya, ini tindakan saya; jadi semuanya dari saya. Sehingga untuk apa saya dilarang-larang?
Kebebasan saya mutlak disesuaikan dengan apapun keinginan saya.
Saya pada dasarnya mengira tidak mau mengikuti aturan manapun. Padahal ketika saya membuat aturan sendiri yang sesuai dengan ego saya, maka itupun adalah aturan.
Baca Juga: Kemestian Beristighfar
Sisi Kedua:
Saya sungguh tersiksa. Terlalu banyak aturan yang mengaturku. Ada aturan agama, ada aturan kantor, ada aturan masyarakat. Bahkan di rumah pun saya diatur.
Saya tidak merasakan kebebasan, karena terlalu banyak yang mengaturku. Saya terpaksa masuk kantor karena masih ada kepentinganku, walau mesti menahan diri dengan segala kekangan aturan. Saya masih terpaksa bertahan di suatu tempat bahkan suatu negara, karena masih ada pertimbangan lain. Makanya saya merasa sangat tidak bebas.
Sisi Ketiga:
Ternyata merasa bebas dan merasa tidak bebasnya diriku, bergantung pada hatiku. Adalah benar saya mesti mengikuti aturan yang benar dan baik, karena dengan mengikutinya maka saya dan lainnya saling menjaga.
Baca Juga: APINDO Sulsel bersama Kodam XIV Hasanuddin Gelar Gebyar Ramadan
Karena saya bersedia mengikuti aturan benar dan baik, maka pilihan tersebut bukanlah keterpaksaan. Saya samasekali tidak merasa terpaksa dan tidak merasa terkekang. Pilihan ini saya ambil atas dasar kesadaran saya. Dan kerenanya demi kepentingan bersama.
Juga demi kebaikan saya sendiri. Karena ketika saya memilih untuk mementingkan kepentingan ego saya semata, maka sesungguhnya saya tidaklah bebas. Melainkan diperbudak oleh ego diri. Saya justru hilang kesadaran, dan dikuasai oleh kepentingan-kepentingan yang sifatnya sangatlah rendah.
Sehingga dimanapun saya berada, ada hal-hal yang mesti dijaga bersama dalam koridor benar dan baik. Dan saya justru merasa sangat bebas melakukannya, karena merupakan pilihan sadar saya.
Baca Juga: Pengurus DPP ALPEKSI Periode 2022-2027 Resmi Dikukuhkan
Ayo Gabung Komunitas Pakar Pemberdayaan Diri Untuk Pemograman Pikiran dan Tubuh dengan klik: https://tribelio.page/syahril-syam
#thesecretofattractorfactor
#changelimitingbeliefs #pakarpemberdayaandiri #SelfAwarenessTransformation
Artikel Terkait
Pemilihan Ketua MWA Unhas Penuh Rekayasa, Prof Zulkilfli Benteng Idealisme Kampus
Digerakkan Oleh Trauma Atau Kesadaran?
Randa Azzahra travel berangkatkan empat gelombang Jemaah umrah Ramadan
Perbedaan Tabiat Alamiah Dan Kesadaran
Pengurus DPP ALPEKSI Periode 2022-2027 Resmi Dikukuhkan