BAACA.ID,-Karena manusia terdiri dari dua substansi - jasmani dan ruhani - maka makanannya pun ada dua jenis. Pada jasmani, kebutuhan kita adalah makan, minum, reproduksi, dan segala keinginan duniawi.
Jika kebutuhan jasmani tidak terpenuhi, maka kita pada dasarnya seperti anak kecil yang begitu menginginkan sesuatu. Akan menangis dan meronta. Akan sedih hingga berujung depresi. Namun kesedihan dan depresi sebagian sebabnya juga ada pada kurangnya makanan maknawi.
Untuk sisi ruhani kita, makanan yang dibutuhkan adalah makanan maknawi. Makanan ini berupa kesadaran untuk memilih benar dan baik. Senantiasa memasukkan pengetahuan benar dan melakukan tindakan baik. Yang keduanya berujung pada melatih keterikatan hati hanya kepada-Nya.
Baca Juga: APINDO Sulsel bersama Kodam XIV Hasanuddin Gelar Gebyar Ramadan
Makan makanan jasmani yang baik itu baik demi kelangsungan hidup, namun jika berlebihan menjadi tidak baik. Merasakan kebutuhan jasmani itu baik, namun menjadikan hati untuk terikat padanya akan menjadi tidak baik. Menjalani amanah itu baik, mengingkarinya itu tidak baik. Makanan maknawi berarti menjalani hidup sesuai aturan yang benar dan baik, yang didalamnya untuk memenuhi hak.
Alih-alih menjadikan diri sebagai budak jasmani, makanan maknawi justru mengantarkan kita menjadi manusia sempurna. Manusia yang hatinya tidak terikat samasekali pada segala kebutuhan jasmani, sambil tetap menjalani kelangsungan hidup melalui kebutuhan jasmani.
Kekurangan makanan maknawi akan menjadikan diri kita egois. Hanya memikirkan kepentingan diri semata. Dan karena itu juga, segala kebutuhan jasmani pada dasarnya adalah egois. Sebab hanya demi diri sendiri. Maka menjadi wajar jika kekurangan makanan maknawi akan membuat diri menjadi penuh penderitaan dan depresi. Karena merasa tidak terpenuhinya segala keinginan jasmaninya (keinginan egoisnya).
Baca Juga: ALL - Accor Live Limitless undang para tamu rayakan Ramadan di Wonderful Indonesia
Sedangkan ketika makanan maknawi kita cukup, akan menjadikan kita keluar dari rasa egois ke rasa kebersamaan dan kemanusiaan serta welas asih. Menjadikan kita untuk bertanggungjawab memenuhi hak-hak Tuhan, hak-hak orang tua, hak-hak pasangan, hak-hak anak, dan hak-hak orang lain. Menjadikan kita menjadi manusia yang hatinya sepenuhnya terikat kepada-Nya. Dan karenanya menjadikan kita berakhlak seperti akhlak-Nya.
Ayo Gabung Komunitas Pakar Pemberdayaan Diri Untuk Pemograman Pikiran dan Tubuh dengan klik: https://tribelio.page/syahril-syam***
Penulis : Syahril Syam
#thesecretofattractorfactor
#changelimitingbeliefs #pakarpemberdayaandiri #SelfAwarenessTransformation
Artikel Terkait
Iriana Joko Widodo Kagum dengan Produk Unggulan Pameran Dekranasda Andalan Sulsel
Kemestian Beristighfar
ALL - Accor Live Limitless undang para tamu rayakan Ramadan di Wonderful Indonesia
APINDO Sulsel bersama Kodam XIV Hasanuddin Gelar Gebyar Ramadan
Tiga Sisi Kebebasan