Terikat Kemanakah Diri Kita?

- Rabu, 10 Mei 2023 | 10:25 WIB

BAACA.ID,-Kaum bijak mengatakan bahwa pada manusia ada dorongan-dorongan yang bersifat alamiah, seperti rasa lapar dan menciptakan dorongan untuk makan. Ciri khas dari dorongan ini adalah menghubungkan antara diri kita dengan segala sesuatu yang ada di luar diri kita (materi). Dorongan-dorongan ini ibarat sebuah magnet yang menyatukan antara manusia dengan segala sesuatu (stimulus) di luar dirinya.

Melihat orang lain kaya, maka muncul dorongan untuk juga mau kaya raya. Melihat "indahnya" kekuasaan, maka terdorong untuk menguasai orang lain.

Karena ciri khasnya yang menghubungkan diri kita dengan segala sesuatu di luar diri kita, maka dorongan-dorongan seperti ini cenderung bersifat egois. Sebagai contoh: saat melihat makanan, muncul keinginan untuk makan; maka apapun yang masuk ke mulut sifatnya hanya untuk diri sendiri. Begitu pula ketika dorongan mengejar kekayaan karena melihat kekayaan pada yang lain; maka kekayaan yang diperoleh cenderung hanya untuk diri sendiri atau golongannya.

Baca Juga: Saya Pasti Selalu Benar

Semakin banyak muncul dorongan (dorongannya pasti bersifat emosional) yang lahir karena ikatan dengan segala sesuatu di luar diri kita, maka semakin "terpenjara" diri kita oleh sesuatu yang lain. Semakin cenderung egois. Semakin cenderung tak bahagia. Dan semakin muncul keserakahan dan ketamakan.

Berbeda dengan dorongan yang lahir karena faktor-faktor di luar diri kita (bersifat materi); kita sebagai manusia pun juga memiliki dorongan-dorongan yang bersifat Ilahiah. Dorongan ini lahir bukan karena pengaruh di luar diri kita (materi) tetapi lahir dari dalam diri kita sendiri. Dorongan ini berkaitan dengan aspek mental dan internal diri kita. Inilah KEHENDAK BEBAS pada diri manusia, yaitu kehendak yang lahir bukan karena faktor ekternal (di luar diri kita) tetapi karena faktor internal kita. Dimana fungsi kehendak bebas adalah mengontrol semua dorongan-dorongan alamiah tadi demi kesempurnaan kemanusiaan kita sebagai manusia. Demi kebahagiaan hakiki.

KEHENDAK BEBAS inilah yang menjadikan kita SECARA SADAR untuk memilih dorongan-dorongan alamiah tadi; sehingga tindakan yang dilakukan lahir dari KESADARAN DIRI. Sebagai contoh: kita memiliki dorongan untuk memakan segala sesuatu yang bisa kita makan. Namun jika makanan itu berakibat buruk pada kesehatan, maka ia pun mengontrol dorongan/keinginan untuk makan makanan tersebut. Inilah juga yang terjadi ketika kita melakukan amalan puasa. Atau contoh lain: mengejar kekayaan bukan lagi semata-mata karena pengaruh-pengaruh di luar diri yang melahirkan keserakahan dan ketamakan; akan tetapi mengejar kekayaan sudah merupakan tanggung jawab sosial yang bersifat altruis yang berkeadilan.

Baca Juga: Pengen Jadi Content Creator Keren? Ikuti Startup Mahasiswa Ini!

Menggunakan dorongan internal ini (KEHENDAK BEBAS) hanya bisa terjadi jika kita melatih diri untuk mengurangi keterikatan dengan faktor-faktor eksternal; mengurangi keterikatan diri kita dengan segala sesuatu di luar diri kita (materi).

Pada akhirnya, pikiran-pikiran yang berkelebat dan mengganggu dan juga dorongan-dorongan emosional akan semakin berkurang; sehingga kita akan masuk ke dalam relung-relung diri kita yang paling dalam. Semakin berkurang keterikatan dengan segala sesuatu di luar diri kita (materi); maka akan semakin mudah kita membangun ketergantungan (keterikatan) kepada Sang Maha Sempurna.

Semua itu akan berujung pada KEMERDEKAAN DIRI yang menggunakan KEHENDAK BEBAS dalam mengontrol semua pikiran dan dorongan-dorongan yang bersifat eksternal demi untuk keadilan sosial dan kebahagiaan hidup. Tidak lagi dijajah oleh segala hal di luar dirinya.

Baca Juga: Diri Saya Yang Mana?

Ayo Gabung Komunitas Pakar Pemberdayaan Diri Untuk Pemograman Pikiran dan Tubuh dengan klik: https://tribelio.page/syahril-syam

#thesecretofattractorfactor
#changelimitingbeliefs #pakarpemberdayaandiri #SelfAwarenessTransformation

Halaman:

Editor: Sasmita Siska Ayu Lestari

Sumber: rilis

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Ingin Bahagia? Berbuat Baiklah

Rabu, 31 Mei 2023 | 09:03 WIB

Membaca Karakter Seseorang dengan Kitab Firasat

Selasa, 30 Mei 2023 | 13:33 WIB

Pentingnya Stress Positif

Senin, 29 Mei 2023 | 09:32 WIB

Never Give Up

Kamis, 25 Mei 2023 | 09:40 WIB

Mendidik Anak: Melawan Ego Sibuk

Selasa, 23 Mei 2023 | 08:30 WIB

Terlalu Banyak Kriteria Hati

Senin, 22 Mei 2023 | 08:33 WIB

Kerelaan Hati

Jumat, 19 Mei 2023 | 08:16 WIB

SAFRON: Suplemen Kebahagiaan

Selasa, 16 Mei 2023 | 08:52 WIB

Pentingnya Saling Percaya

Senin, 15 Mei 2023 | 09:23 WIB

Kebahagiaan Itu Kondisi Kesadaran

Jumat, 12 Mei 2023 | 08:46 WIB

Perjalanan Yang Sepi

Kamis, 11 Mei 2023 | 10:02 WIB

Terikat Kemanakah Diri Kita?

Rabu, 10 Mei 2023 | 10:25 WIB

Diri Saya Yang Mana?

Jumat, 5 Mei 2023 | 09:22 WIB

Berhenti Meresapi Dunia

Sabtu, 29 April 2023 | 19:21 WIB

Kebahagiaan Tantangan

Sabtu, 29 April 2023 | 11:11 WIB

Makanan Jasmani Dan Maknawi

Rabu, 5 April 2023 | 13:03 WIB

Tiga Sisi Kebebasan

Senin, 3 April 2023 | 09:12 WIB
X