BAACA.ID,-Jika kita mengakui bahwa Tuhan sebagai sumber cahaya keberadaan diri kita, maka tentunya kedekatan kepada Tuhan meniscayakan terang benderangnya jiwa kita; yang ditandai dengan kebahagiaan yang sangat luar biasa.
Kedekatan kepada Tuhan juga meniscayakan KONDISI KESADARAN kita sebagai refleksi perjalanan jiwa kita. Dengan kata lain, apakah KONDISI KESADARAN kita telah sampai pada level kedekatan kepada Tuhan ataukah KONDISI KESADARAN kita hanya terpaku pada kesenangan materi yang bersifat sementara.
Seorang anak yang baru lahir tentu belum bisa merasakan kebahagian karena secara KONDISI KESADARAN-nya masih bersifat potensi. Namun seiring dengan pertumbuhan dirinya, ia pun akhirnya MENYADARI bahwa mendapatkan materi (seperti makan dan minum) bisa membuat bahagia. Bahagia karena telah merasa kenyang. Telah terjadi peningkatan KONDISI KESADARAN.
Baca Juga: Surat BKN Tidak Serta Merta Menganulir SK Pensiun Mantan Sekprov
Perjalanan MENYADARI ini akhirnya terus berlanjut hingga pada level kegalauan, dimana mendapatkan benda-benda materi sudah tidak lagi melahirkan kebahagiaan. Dan hal ini tentu membutuhkan kedewasaan kita untuk belajar dan mulai melepaskan diri dari "keterikatan materi" (tidak dalam pengertian "tidak membutuhkan materi").
Itulah sebabnya, KONDISI KESADARAN yang semakin MENYADARI keberadaan Tuhan sebagai WUJUD YANG MAHA SEMPURNA, tentu akan berefek langsung pada kebahagiaan yang kita rasakan.
Jadi jika Tuhan adalah tujuan perjalanan kita sebagai manusia, maka KEBAHAGIAAN adalah tujuan yang akan kita tuju melalui KEPUTUSAN dan TINDAKAN yang mesti dilakukan. Semakin tinggi level KONDISI KESADARAN kita dalam proses mendekati Tuhan, maka tentunya akan semakin bahagia.
Baca Juga: Anggota DPRA Ali Basrah dan Sekda Aceh Bustami Hamzah Menerima Anugerah SMSI Award
RENUNGKAN GORESAN HATI berikut ini:
[HATIKU BEGITU SEPI]
Hatiku begitu sepi
Aku mengira gemerlapnya kemilau mampu meneduhkan hatiku
Tapi aku salah; itu hanya sementara
Hatiku begitu sepi
Aku mengira pengalihan dapat membuatku melupakan sepinya hatiku
Tapi aku salah; sepiku kembali menghinggap
Baca Juga: Perjalanan Yang Sepi
Hatiku begitu sepi
Aku mengira ketenaranku dapat membuat kesepianku terobati
Tapi aku salah; ketika ku sendiri justru hatiku semakin sepi
Artikel Terkait
Terikat Kemanakah Diri Kita?
Gelar Talkshow, Mahasiswa S2 PLS UM Bahas Peluang Masa Depan Pendidikan Homeschooling
Pj Sekprov Sulsel Akui Perlu Langkah Strategis dan Inovasi Penurunan Stunting
Disnakertrans-TP PKK Sulsel Gelar Pelatihan Peningkatan Produktifitas
Dibawah Kepemimpinan Gubernur Andi Sudirman, Tren Pengangguran di Sulsel Mengalami Penurunan