Kebahagiaan Itu Kondisi Kesadaran

- Jumat, 12 Mei 2023 | 08:46 WIB

BAACA.ID,-Jika kita mengakui bahwa Tuhan sebagai sumber cahaya keberadaan diri kita, maka tentunya kedekatan kepada Tuhan meniscayakan terang benderangnya jiwa kita; yang ditandai dengan kebahagiaan yang sangat luar biasa.

Kedekatan kepada Tuhan juga meniscayakan KONDISI KESADARAN kita sebagai refleksi perjalanan jiwa kita. Dengan kata lain, apakah KONDISI KESADARAN kita telah sampai pada level kedekatan kepada Tuhan ataukah KONDISI KESADARAN kita hanya terpaku pada kesenangan materi yang bersifat sementara.

Seorang anak yang baru lahir tentu belum bisa merasakan kebahagian karena secara KONDISI KESADARAN-nya masih bersifat potensi. Namun seiring dengan pertumbuhan dirinya, ia pun akhirnya MENYADARI bahwa mendapatkan materi (seperti makan dan minum) bisa membuat bahagia. Bahagia karena telah merasa kenyang. Telah terjadi peningkatan KONDISI KESADARAN.

Baca Juga: Surat BKN Tidak Serta Merta Menganulir SK Pensiun Mantan Sekprov

Perjalanan MENYADARI ini akhirnya terus berlanjut hingga pada level kegalauan, dimana mendapatkan benda-benda materi sudah tidak lagi melahirkan kebahagiaan. Dan hal ini tentu membutuhkan kedewasaan kita untuk belajar dan mulai melepaskan diri dari "keterikatan materi" (tidak dalam pengertian "tidak membutuhkan materi").

Itulah sebabnya, KONDISI KESADARAN yang semakin MENYADARI keberadaan Tuhan sebagai WUJUD YANG MAHA SEMPURNA, tentu akan berefek langsung pada kebahagiaan yang kita rasakan.

Jadi jika Tuhan adalah tujuan perjalanan kita sebagai manusia, maka KEBAHAGIAAN adalah tujuan yang akan kita tuju melalui KEPUTUSAN dan TINDAKAN yang mesti dilakukan. Semakin tinggi level KONDISI KESADARAN kita dalam proses mendekati Tuhan, maka tentunya akan semakin bahagia.

Baca Juga: Anggota DPRA Ali Basrah dan Sekda Aceh Bustami Hamzah Menerima Anugerah SMSI Award

RENUNGKAN GORESAN HATI berikut ini:

[HATIKU BEGITU SEPI]

Hatiku begitu sepi
Aku mengira gemerlapnya kemilau mampu meneduhkan hatiku
Tapi aku salah; itu hanya sementara

Hatiku begitu sepi
Aku mengira pengalihan dapat membuatku melupakan sepinya hatiku
Tapi aku salah; sepiku kembali menghinggap

Baca Juga: Perjalanan Yang Sepi

Hatiku begitu sepi
Aku mengira ketenaranku dapat membuat kesepianku terobati
Tapi aku salah; ketika ku sendiri justru hatiku semakin sepi

Halaman:

Editor: Sasmita Siska Ayu Lestari

Sumber: rilis

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Ingin Bahagia? Berbuat Baiklah

Rabu, 31 Mei 2023 | 09:03 WIB

Membaca Karakter Seseorang dengan Kitab Firasat

Selasa, 30 Mei 2023 | 13:33 WIB

Pentingnya Stress Positif

Senin, 29 Mei 2023 | 09:32 WIB

Never Give Up

Kamis, 25 Mei 2023 | 09:40 WIB

Mendidik Anak: Melawan Ego Sibuk

Selasa, 23 Mei 2023 | 08:30 WIB

Terlalu Banyak Kriteria Hati

Senin, 22 Mei 2023 | 08:33 WIB

Kerelaan Hati

Jumat, 19 Mei 2023 | 08:16 WIB

SAFRON: Suplemen Kebahagiaan

Selasa, 16 Mei 2023 | 08:52 WIB

Pentingnya Saling Percaya

Senin, 15 Mei 2023 | 09:23 WIB

Kebahagiaan Itu Kondisi Kesadaran

Jumat, 12 Mei 2023 | 08:46 WIB

Perjalanan Yang Sepi

Kamis, 11 Mei 2023 | 10:02 WIB

Terikat Kemanakah Diri Kita?

Rabu, 10 Mei 2023 | 10:25 WIB

Diri Saya Yang Mana?

Jumat, 5 Mei 2023 | 09:22 WIB

Berhenti Meresapi Dunia

Sabtu, 29 April 2023 | 19:21 WIB

Kebahagiaan Tantangan

Sabtu, 29 April 2023 | 11:11 WIB

Makanan Jasmani Dan Maknawi

Rabu, 5 April 2023 | 13:03 WIB

Tiga Sisi Kebebasan

Senin, 3 April 2023 | 09:12 WIB
X