BAACA.ID,-Tenang atau gelisahnya diri, bahagia atau derita, nyaman atau depresi, bergantung pada kondisi hati. Dan kondisi hati bergantung pada kriteria apa yang tertanam di hati.
Semakin banyak kriteria hati, maka semakin tak bahagia. Kriteria hati bisa disederhanakan dengan kalimat “saya merasa bahagia, jika...”, dimana kalimat ini adalah berbagai keinginan hati.
Saya merasa dicintai, jika dia membujukku. Saya merasa diperhatikan, jika dia memperhatikan curhatku. Saya merasa diperlakukan dengan baik, jika dia menghormatiku. Saya merasa dihargai, jika dia mendengarkan kata-kataku. Saya merasa senang, jika mengikuti semua keinginanku. Saya merasa bahagia, jika uangku banyak. Saya merasa apapun, jika terpenuhi sesuai mauku.
Baca Juga: Beasiswa Ujung Negeri, Meratakan Akses Pendidikan Tinggi ke Wilayah Terluar
Dari beragam kalimat tersebut, nampak jelas bahwa kebahagiaan diri selalu dirujukkan pada hal-hal di luar diri kita, dan selalu diharapkan agar sesuai keinginan hati. Semakin banyak kriteria hati yang tanpa disadari tersusun dalam beragam jenis kalimat dengan pola yang sama di atas, maka semakin besar pula ketidakbahagiaan dan semakin besar penderitaan hati.
Hal ini terjadi karena semua kebahagiaan diri senantiasa bergantung pada di luar diri kita sendiri. Selain itu, semakin banyak kriteria hati, maka semakin banyak pula hadir kriteria-kriteria baru yang tak akan pernah habis.
Akhirnya, hati akan terus tenggelam ke dalam jurang derita yang tak berujung.
Baca Juga: Kerelaan Hati
Di sinilah diperlukan benteng penjaga. Dan benteng penjaga itu adalah menghadirkan di hati kita rasa syukur dan sabar. Saat mengalami kesenangan, maka jangan biarkan hati terlena dan segera bentengi dengan syukur. Dan hakikat syukur adalah semakin taat kepada Sang Pemberi Kesenangan. Begitu juga saat ditimpa kesusahan akibat ruwetnya masalah, jangan biarkan hati menjadi galau. Bentengi dengan sabar di hati. Dan hakikat sabar adalah menerima sepenuh hati segala ketentuan-Nya.
Dan kedua sisi benteng penjaga hati itu bukan berarti menyurutkan usaha kita. Justru semakin menguatkan usaha kita dalam mencapai tujuan-tujuan. Hanya saja kali ini, pencapaian tujuan bukan lagi sekadar memenuhi kriteria-kriteria hati, melainkan demi pemenuhan hak-hak diri, keluarga, dan kemanusiaan, serta demi untuk menjalankan hak berusaha (ikhtiyar) yang dianugerahkan kepada kita.
Dengan cara ini, maka dua sisi benteng pun akan terpatri dengan kuat di hati.***
Ayo Gabung Komunitas Pakar Pemberdayaan Diri Untuk Pemograman Pikiran dan Tubuh dengan klik: https://tribelio.page/syahril-syam
#thesecretofattractorfactor
#changelimitingbeliefs #pakarpemberdayaandiri #SelfAwarenessTransformation
Artikel Terkait
Wartawan Calon Kepala Daerah, Caleg, dan Tim Sukses Harus Non Aktif atau Mengundurkan Diri
Ternyata Hal Ini Dapat Membuat Masalah Dalam Pernikahan Anda, Jangan Anggap Sepele
Tingkatkan Kesadaran Diri Agar Tidak Sakit Jiwa
Kerelaan Hati
Beasiswa Ujung Negeri, Meratakan Akses Pendidikan Tinggi ke Wilayah Terluar