Baaca.id, BONE -- Hari pencoblosan pemilihan kepala desa (Pilkades) serentak di Kabupaten Bone, akan berlangsung, Kamis (18/11/2021) mendatang. Warga desa sudah siap menyambut hari yang ditunggu-tunggu itu. Menjelang hari pencoblosan, warga biasanya memperbincangkan tentang serangan fajar dan adu domba antar masyarakat. Kedua hal itu kerap terjadi di setiap gelaran proses demokrasi, termasuk pilkades. Ada pemandangann menarik yang terlihat di Desa Turu Cinnae, Kecamatan Lamuru. Warga memasang spanduk yang bertuliskan "Kawasan Tidak Bebas Menerima Serangan Fajar". "Spanduk Itu dipasang di beberapa tempat. Diantaranya jalan ke lorong-lorong serta di perbatasan Bone Soppeng. Spanduk itu dibuat karena kuat indikasi adanya serangan fajar," ungkap salah seorang warga Desa Turu Cinnae, Kecamatan Lamuru yang mengaku bernama Mustakim. Dia mengatakan, ada banyak model serangan fajar yang biasa dilakukan para kandidat. Mulai dari pemberian uang langsung, bagi-bagi telur, dan iming-iming materi. "Ada juga dalam bentuk perjanjian tertulis antara pemilih dan calon kepala desa," katanya. Sementara itu praktisi hukum Bone, Ali Imran mengatakan, jika warga memasang spanduk seperti itu, berarti ada kecurigaan. Ada calon yang dicurigai sehingga pasang spanduk seperti itu. Tapi persoalan itu memang sudah menjadi rahasia umum. "Namanya persaingan, ada kemungkinan melakukan kecurangan. Saling memperingatkan saja. Tetapi pengawas pemilih di desa itu harus aktif. Kalau terbukti dilaporkan dan diproses," ucapnya. Alumni Fakultas Hukum UMI itu menambahkan, yang harus diubah itu pola pikir masyarakat. Uang bukanlah segalanya. "Jangan menggadaikan dirimu hanya dengan uang yang tidak seberapa. Jadilah pemilih cerdas," tambah Ali Imran. (farhan)